20 February 2015

by Glenn Kaonang

Beam Adalah Gabungan Proyektor dan Lampu dengan Fitur Otomatisasi

Ada banyak sekali wujud proyektor mini di pasaran, dan spesifikasi serta fitur yang ditawarkan pun jelas berbeda-beda. Namun saya kira belum ada yang pernah menggabungkan sebuah proyektor dengan lampu bohlam, hingga akhirnya perangkat tersebut hanya perlu dipasangkan ke socket bohlam standar untuk bisa berfungsi.

Inilah yang ingin ditawarkan oleh Beam, kombinasi proyektor 100 lumen dan lampu LED yang tengah menjalani kampanye penggalangan dana di situs crowdfundingKickstarter. Begitu simpel namanya, ia memang dirancang untuk memproyeksikan berbagai macam konten visual ke permukaan datar apapun dan dari manapun.

Keunikan utama Beam terletak pada desainnya. Seperti yang Anda lihat, bagian belakang Beam menyerupai milik lampu bohlam standar. Artinya, Beam dapat Anda tempatkan di mana saja asalkan ada socket bohlam, baik yang tergantung di atas meja makan maupun meja dapur.

Tidak ada kabel yang diperlukan untuk mengoperasikan Beam. Proyektor ini memanfaatkan konektivitas Wi-Fi N (AirPlay atau MiraCast) dan Bluetooth 4.0 untuk menyambung ke perangkat mobile Anda, lalu memproyeksikan beragam konten yang Anda inginkan dalam resolusi 854x480 pixel, mulai dari foto, film, game sampai resep masakan yang tercantum pada aplikasi kuliner. Saat tidak diperlukan, Beam bisa menjadi sumber penerangan berkat 12 lampu LED yang tertanam di bodinya.

Info menarik: 5 Proyektor Mini Pilihan untuk Berbagai Keperluan

Di dalam wujud ringkasnya juga telah terbenam sepasang speaker berdaya 2 watt dan sebuah prosesor berinti ganda dengan kecepatan 1,3 GHz serta media penyimpanan berkapasitas 8 GB yang menjalankan sistem operasi Android. Dengan demikian, Beam tidak hanya bisa dioperasikan via aplikasi pendampingnya di smartphone atau tablet – baik di Android maupun iOS – tetapi juga bisa Anda isi dengan berbagai aplikasi Android secara langsung.

Lalu yang tidak kalah menarik adalah fungsi otomatisasi dengan mengandalkan layanan IFTTT (If This, Then That). Anda bisa mengatur agar Beam dapat menjalankan tugasnya secara otomatis ketika ada pemicu (trigger) yang tepat.

Contoh yang paling sederhana adalah, Beam dapat menampilkan ramalan cuaca serta agenda ke depan Anda secara otomatis ketika Anda terbangun pada pukul 7 pagi. Contoh lainnya, dengan memanfaatkan Bluetooth, Beam dapat mendeteksi ketika Anda tiba di rumah sepulang kerja, lalu menampilkan update jejaring sosial Anda.

Info menarik: Hive, Sistem Otomatisasi Rumah untuk Keperluan Keamanan Sekaligus Hiburan

Sejatinya ‘resep’ otomatisasi yang ditawarkan oleh layanan IFTTT ini hampir tidak terbatas. Semuanya bergantung pada kreativitas masing-masing dan dukungan dari berbagai layanan yang terintegrasi.

Beam saat ini ditawarkan dengan pledge terendah seharga $399, atau sekitar Rp 5,1 juta. Mahal sekali? Satu hal yang perlu diingat, Beam sejatinya juga merupakan perangkat Android yang dapat dioperasikan secara mandiri, bukan sekedar proyektor tak ‘bernyawa’ seperti pada umumnya.

Sumber: Kickstarter via Popular Science.