1. Startups

Again, Nearly 500 Shopee Indonesia Employees Have Been Laid Off

Effort Sea Ltd. to improve the company's operational conditions for the sake of efficiency

A total of nearly 500 platform employees marketplace Shopee Indonesia has been laid off, most of them come from customer service. According to reports Bloomberg, the company is now more focused on boosting profitability rather than business growth.

Affected employees will receive severance pay according to applicable regulations, including one month's salary bonus, and access to health insurance for up to three months after the last working day. Employees celebrating Eid will also receive a Holiday Allowance (THR).

Previously, in September 2022, there were an estimated 180 employees Shopee Indonesia has been laid off. Those affected range from junior staff to positions head. This efficiency measure was taken in anticipation of global economic uncertainty.

Dalam laporan lain Bloomberg, Sea Ltd selaku induk usaha Shopee, terungkap telah memangkas sebanyak 7.000 orang atau sekitar 10% dari total seluruh karyawan grup perusahaan dalam enam bulan terakhir. Adapun, bulan Juni 2022 menjadi gelombang pertama PHK di Sea Group. Saat itu, karyawan dari divisi Shopping and food paling banyak terdampak PHK.

Kinerja keuangan Sea

Beberapa hari sebelumnya, raksasa internet dengan kode saham NYSE: SE) ini juga merilis laporan kinerja keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2022. Sea Group membukukan total pendapatan sebesar $12,4 miliar, naik 25,1% dibandingkan 2021.

Selanjutnya, EBITDA disesuaikan tercatat minus $878,1 juta, membengkak dari sebelumnya $593,6 juta. Adapun, perusahaan juga merugi $1,7 miliar, tetapi membaik sekitar 18,9% dari tahun sebelumnya.

Jika dirinci berdasarkan kategori bisnis, E-commerce menyumbang pendapatan sebesar $7,3 miliar atau tumbuh 42,3% (YoY). Kemudian, GMV tercatat naik 17,6% menjadi $73,5 miliar. Meski minus $1,7 miliar, EBITDA disesuaikan membaik 33,8% dari minus $2,6 miliar di 2021.

In category digital entertainment, pendapatan dan EBITDA disesuaikan turun masing-masing menjadi $3,9 miliar dan $1,3 miliar. Sementara, kategori financial services mengantongi pertumbuhan pendapatan sebesar 160% menjadi $1,2 miliar di sepanjang 2022. EBITDA disesuaikan pada kategori ini membaik dari minus $616,9 juta menjadi $228,6 juta.

Dalam pernyataannya, Chairman and Group Chief Executive Officer Sea Forrest Li menyebut perusahaan memulai tahun 2023 dengan pijakan yang lebih kuat. Menurutnya, pencapaian laba bersih di kuartal IV 2022 sebesar $422,8 juta dari sebelumnya minus $616,3 juta, menunjukkan model bisnis yang resilien dengan kemampuan eksekusi perusahaan.

More Coverage:

"Upaya pivot kami untuk fokus pada efisiensi dan profitabilitas sejak akhir tahun lalu telah mendorong peningkatan laba. Dengan melanjutkan transisi dan mempertahankan fokus ke pertumbuhan berkelanjutan, pendekatan kami adalah to do less, tetapi melakukannya dengan lebih baik untuk melayani pengguna di seluruh ekosistem digital kami.

Dengan melihat ketidakpastian makro dan manuver pivot Sea baru-baru ini, pihaknya akan terus memantau kondisi pasar sambil menyesuaikan kecepatan dan memperbaiki operasional perusahaan. "Meski mungkin ada fluktuasi jangka pendek pada kinerja keuangan, kami tetap yakin dengan potensi pertumbuhan jangka panjang pasar dan sepenuhnya fokus menangkap peluang tersebut.”

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transactions....
Transaction Failed
try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transactions....
Transaction Failed
try Again